'Break The Bias"
Sanggar Suara Perempuan Peringati Hari Perempuan Internasional
Sanggar Suara Perempuan Peringati Hari Perempuan Internasional
Peringatan Hari Perempuan Internasional setiap tanggal 8 Maret menjadi momentum penting untuk perjuangan hak-hak perempuan.Tahun ini Hari Perempuan Internasional diperingati dengan thema : “Break The Bias”, yang artinya mematahkan segala bentuk ketimpangan, kesenjangan dan berbagai bentuk ketidakadilan yang dialami oleh kaum perempuan.
Melalui berbagai upaya dan perjuangan, saat ini keberadaan kaum perempuan juga layak diperhitungkan. Walaupun masih ada anggapan bahwa perempuan itu lemah, tidak bisa menjadi pemimpin, tidak perlu bersekolah di jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta anggapan-anggapan lainnya yang menempatkan perempuan pada posisi nomor dua tapi kenyataannya saat ini banyak kaum perempuan yang tampil sebagai pemimpin dan melakukan banyak perubahan. Oleh karena itu melalui moment peringatan Hari Perempuan internasional tahun ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan kaum perempuan dalam berbagai bidang pembangunan. Dan, Sanggar Suara Perempuan sebagai lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap berbagai persoalan kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak juga turut ambil bagian dalam peringatan Hari Perempuan Internasional tahun ini dengan melakukan serangkaian kegiatan. Mulai dari pemasangan baliho di tempat-tempat strategis yang memuat informasi dan ajakan untuk bersama-sama mematahkan segala bentuk ketimpangan, dialog interaktif bersama perempuan potensial, spot iklan radio, SMS Blast, serta ngobrol santai dengan pelajar SMA Negeri Kualin tentang pacaran sehat dan kekerasan seksual. Rangkaian kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Maret mendorong kaum perempuan untuk memiliki keberanian dan mampu bersaing di ruang public serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendorong dan memberikan ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam bidang politik. Perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama termasuk dalam berpolitik. Karena itu salah satu kegiatan yang dilakukan oleh SSP dalam rangkaian kegiatan HPI adalah melakukan dialog interaktif bersama perempuan-perempuan potensial dengan thema : “Perempuan dan Politik”. Hadir sebagai narasumber, direktur SSP, Ir. Rambu A. Mella, Mariana Lakapu, S.Pd dan Yupik S.F. Boimau, S.Pd (anggota DPRD Kab. TTS) serta kepala desa Kiufatu Margaritha Hilungara. Dialog ini menjadi moment untuk saling berbagi cerita tentang perjuangan kaum perempuan dalam mematahkan segala bentuk ketimpangan termasuk berbagai anggapan bahwa perempuan tidak layak menjadi pemimpin. Ke empat narasumber yang hadir membagikan kisah dan perjuangan mereka hingga bisa menduduki posisi strategis saat ini. Banyak tantangan di lalui, itulah yang disampaikan oleh anggota DPRD Kab. TTS ibu Mariana dan Ibu Yupik. Perjuangan mereka sampai bisa duduk di kursi legislative bukanlah hal yang mudah. Ketika mencalonkan diri menjadi calon anggota legislative, tidak sedikit yang meragukan kemampuan dan keberadaan mereka. Pandangan bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin mewarnai perjuangan mereka menggapai impian menjadi anggota DPRD Kab. TTS. Dengan semangat dan tekad bahwa perempuan bisa dan mampu serta dukungan dari keluarga membulatkan niat dan perjuangan Ibu Mariana dan Ibu Yupik untuk tidak menyerah, terus berusaha dan berjuang. Air mata dan keringat menjadi bagian dari cerita dua anggota DPRD Kab. TTS ini dan cerita mereka menjadi bukti bahwa proses tidak pernah menghianati hasil. Semua perjuangan yang dilakukan dengan niat yang baik pasti menghasilkan sesuatu yang baik. Kini mereka duduk di kursi legislative sebagai wakil rakyat yang siap selalu untuk memperjuangkan hak kaum perempuan dan mereka ada untuk bersuara bagi perempuan TTS. Karena itu melalui dialog ini ada banyak pesan, harapan dan masukan mewakili suara perempuan yang disampaikan oleh peserta yang hadir dalam sesi tanya jawab. Diharapkan ada yang terlibat dalam dunia politik tidak hanya untuk memenuhi kuota perempuan tapi memiliki semangat juang untuk memperjuangkan hak kaum perempuan. Perempuan pasti bisa karena itu jangan takut untuk maju dan mau memulai, semua proses yang dilewati akan menjadi pengalaman yang berharga karena pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman akan terus mengajarkan seseorang untuk menjadi lebih baik dan lebih berdaya dari waktu ke waktu. Menjadi pemimpin tidak dilihat dari jabatan tapi bagaimana belajar dan siap bertanggungjawab. Karena itu Ibu Mariana dan Ibu Yupik juga berharap di manapun setiap perempuan ditempatkan dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing dapat memberikan yang terbaik dan menciptakan banyak perubahan. Di mulai dari lingkup rumah tangga, ditengah-tengah keluarga, lingkungan dan masyarakat. Kepala desa Kiufatu, sebagai salah satu kepala desa perempuan yang ada di Kab. TTS juga menyampaikan pengalaman sejak ikut terlibat dalam pencalonan kepala desa sampai dengan terpilih. Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh mama desa Kiufatu ketika mencalonkan diri sebagai kepala desa. Masih ada anggapan bahwa perempuan tidak punya kemampuan untuk menjadi pemimpin. Berbekal semangat dan kepercayaan dari orang tua-orang tua di desa Kiufatu membuat mama tidak patah semangat dan menyerah. Sebagai seorang perempuan, mama desa yakin, ia juga mempunyai hak dan kesempatan yang sama. Kerinduannya untuk membangun desa Kiufatu membuat mama desa menjadikan semua pengalaman sebagai pelajaran yang berharga. Asal kita punya niat yang baik, maka setiap jalan akan dibukakan, itu yang di yakini oleh beliau. Dalam dialog ini, mama desa juga menyampaikan testimoni bagaimana ia bisa berani untuk berbicara di depan umum. Semuanya bukan terjadi begitu saja, karena awalnya beliau adalah seorang yang pemalu. Melewati banyak proses belajar membuat mama desa berani untuk tampil dan berbicara. Semua proses itu terjadi ketika beliau mulai bergabung sebagai anggota kelompok dampingan SSP. Sebagai anggota kelompok mama desa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh SSP baik itu diskusi-diskusi di kelompok maupun berbagai kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas. Salah satu kegiatan yang memotivasi mama desa untuk mulai belajar dan melatih diri berbicara adalah kegiatan pelatihan kepemimpinan. Sejak saat itu mama desa termotivasi untuk mulai belajar berbicara di depan cermin dengan menggunakan sisir sebagai mike. Mama desa terus berlatih dan terus meningkatkan rasa percaya diri. Satu hal yang terus ditanamkan dalam diri yakni, ‘saya mampu, saya pasti bisa”. Tidak pernah berhenti untuk belajar dan berusaha menjadi bagian dari cerita pengalaman beliau. Mulai memberanikan diri untuk berbicara dalam kelompok-kelompok kecil, terus menumbuhkan rasa percaya diri dan akhirnya sekarang beliau bisa dipercaya oleh masyarakat sebagai pemimpin di desa Kiufatu. Mama desa bersyukur bisa bergabung sebagai anggota kelompok SSP dan bisa belajar banyak hal. Semua pembelajaran dan pengetahuan yang di dapat sangat menopang kerja-kerja beliau sebagai seorang pemimpin. Perempuan hebat, perempuan bisa, perempuan mampu menjadi pemimpin karena itu jangan takut untuk terus maju dan berdaya. Sebagai direktur Sanggar Suara Perempuan, Mama Rambu A. Mella juga mendorong kaum perempuan untuk ikut terlibat aktif dalam pembangunan. Mama Rambu juga berharap melalui dialog ini semua yang hadir mendapatkan motivasi serta memiliki keberanian dan mampu bersaing di ruang public. Maju terus perempuan hebat. |